Seperti yang kita ketahui, bahwa nilai r tabel product moment dalam analisis hubungan atau analisis hubungan digunakan sebagai pembanding untuk nilai r hitung atau nilai koefisien korelasi. Dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, maka kita sanggup menciptakan sebuah keputusan atau kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan.
Dasar Pengambilan Keputusan dalam Analisis Korelasi
Pedomanan atau dasar pengambilan keputusan dalam analisis hubungan sanggup dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya:
*Membandingkan Nilai r hitung dengan Nilai r tabel
- Jika nilai r hitung > r tabel, maka artinya ada hubungan antar variabel yang dihubungkan.
- Jika nilai r hitung < r tabel, maka artinya tidak ada hubungan antar variabel yang dihubungkan.
*Membandingkan Nilai Signifikansi (Sig.) dengan Nilai Alpha 0,05
- Jika nilai Signifikansi (Sig.) < 0,05, maka artinya ada hubungan antar variabel yang dihubungkan.
- Jika nilai Signifikansi (Sig.) > 0,05, maka artinya tidak ada hubungan antar variabel yang dihubungkan.
Catatan Penting: Kedua teori dasar pengambilan keputusan dalam analisis hubungan di atas akan menghasilkan kesimpulan yang sama atau dengan kata lain kesimpulan yang dihasilkan tidak akan berbeda atau berselisih satu sama lain).
Kemudian, untuk membaca nilai r tabel product moment, maka contoh utama yang kita gunakan yaitu dengan melihat banyaknya jumlah sampel atau N ataupun anda sanggup juga mengacu pada nilai df (derajad kebebasan) dari hasil output SPSS. Agar kita lebih gampang memahami kapan nilai N atau df digunakan, maka anda sanggup menyimak pembahasan dalam contoh-contoh perkara di bawah ini.
Cara Membaca Nilai r Tabel dalam Uji Validitas Pearson
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui apakah butir atau item soal dalam suatu kuesioner sanggup digunakan sebagai alat mengumpul data yang akurat. Item soal yang valid ditandai dengan adanya hubungan antara item soal dengan skor totalnya. Adapun contoh hasil uji validitas dengan SPSS sanggup anda lihat pada tabel output di bawah ini.
Misalnya kita ingin mengetahui apakah item soal nomor 1 valid atau tidak. Maka mengacu pada output uji validitas di atas, diketahui jumlah sampel atau N yaitu 20 dengan nilai koefisien hubungan (Pearson Correlation) antara Item_1 dengan Skor_total yaitu sebesar 0,461 atau r hitung sebesar 0,461 dan nilai Sig. (2-taild) sebesar 0,041.
Langkah berikutnya yaitu melihat dan membaca nilai r tabel untuk N 20 dengan signifikansi 5% (tingkat dogma 95% atau alpha 0,05) pada distribusi nilai r tabel product moment. Maka ditemukan nilai r tabel yaitu sebesar 0,444. Lihat gambar di bawah ini.
Oleh lantaran nilai r hitung 0,461 > r tabel 0,444, dan nilai Sig. (2-tailed) 0,041 < 0,05, maka menurut dasar pengambilan keputusan dalam analisis hubungan di atas sanggup disimpulkan bahwa ada hubungan atau hubungan antara Item_1 dengan Skor_total. Dengan demikian sanggup diartikan bahwa item soal nomor 1 pada kuesioner tersebut yaitu valid.
Catatan: ada pendapat yang menyatakan bahwa rumus membaca r tabel yaitu mengacu pada nilai N-2. Hal ini tidaklah sepenuhnya salah, namun dalam konteks uji validitas pearson, maka nilai N ini tidak perlu kita kurangi 2. Sebab, kalau kita memakai rumus N-2, maka dalam perkara tertentu sanggup terjadi kesimpulan yang berbeda antara perbandingan nilai r hitung dengan r tabel dan perbandingan nilai Signifikansi atau Sig. (2-tailed) dengan alpha 0,05.
Pembuktian: Mari kita lihat apakah ada perbedaan kesimpulan validitas kalau kita membaca nilai r tabel dengan memakai rumus N-2. Sehingga contoh dalam membaca nilai r tabel pada signifikansi 5% yaitu 20-2=18. Maka ketemu nilai r tabel sebesar 0,468. Lihat gambar di bawah ini.
Berdasarkan output uji validitas diketahui r hitung 0,461 < r tabel 0,468, maka sanggup disimpulkan item soal nomor 1 yaitu tidak valid. Sementara kalau kita berpedoman pada pengambilan keputusan menurut nilai signifikansi maka kesimpulannya item soal nomor 1 yaitu valid, lantaran nilai Sig. (2-tailed) 0,041 < 0,05. Dengan demikian kesimpulan yang dihasilkan dalam uji validitas yaitu tidak konsisten. Oleh kerena itu, dalam konteks uji validitas pearson, contoh yang digunakan membaca r tabel yaitu nilai N tidak perlu dikurangi 2.
Cara Membaca Nilai r Tabel dalam Uji Korelasi Parsial
Adapun contoh hasil output uji hubungan parsial dengan SPSS, sanggup anda lihat pada gambar berikut.
Berdasarkan tabel output Descriptives Statistics di atas, diketahui nilai N yaitu 12 sampel.
Tabel output “-none-a” menunjukkan nilai hubungan antara variabel IQ dengan IPK. Dari output di atas diketahui nilai r hitung (Correlations) sebesar 0,832 > r tabel 0,632 dan nilai Significance (2-tailed) yaitu 0,001 < 0,05, maka sanggup disimpulkan bahwa ada hubungan antara IQ dengan IPK.
Keterangan: Nilai r tabel dilihat pada distribusi nilai r tabel product moment dengan signifikansi 5% pada df 10 atau rumusnya yaitu (N-2=12-2=10). Maka ditemukan nilai r tabel yaitu sebesar 0,632. Lihat gambar berikut.
Selanjutnya, tabel output “Motivasi” menujukkan nilai hubungan antara variabel IQ dengan IPK sehabis memasukkan Motivasi sebagai variabel kontrol ke dalam analisis.
Dari tabel output di atas diketahui nilai r hitung (Correlations) sebesar 0,832 > r tabel 0,666, maka sanggup disimpulkan bahwa ada hubungan antara IQ dengan IPK dengan Motivasi sebagai variabel kontrol.
Keterangan: Nilai r tabel dilihat pada distribusi nilai r tabel dengan signifikansi 5% pada df 9 atau (N-k-1= 12-2-1=9). Keterangan: “k” yaitu jumlah variabel di hubungkan. Maka ditemukan nilai r tabel yaitu sebesar 0,666 [lihat pada distribusi nilai r tabel product moment].
Cara Membaca Nilai r Tabel Ketika r hitung Bernilai Negatif
Adapun contoh hasil output uji hubungan bivariate pearson dengan SPSS, sanggup dilihat pada gambar berikut.
Berdasarkan tabel output di atas, diketahui jumlah sampel atau N yaitu 12 dengan nilai koefisien hubungan (Pearson Correlation) antara variabel Stres Kerja dengan variabel kinerja pegawai yaitu sebesar -0,813 atau r hitung sebesar -0,813 dan nilai Sig. (2-taild) sebesar 0,001.
Langkah selanjutnya yaitu melihat dan membaca nilai r tabel untuk N=12 dengan signifikansi 5% pada distribusi nilai r tabel product moment. Maka ketemu nilai r tabel yaitu sebesar 0,576. Lihat pada gambar di bawah ini.
Dalam perkara r hitung bernilai negatif (-) maka nilai r tabel ini sanggup menjelma negatif yakni menjadi -0,576. Untuk membandingkan nilai r hitung dengan r tabel yang bernilai negatif, maka caranya yaitu dengan memakai kurva korelasi. Adapun gambar kurva perbandingan antara nilai r hitung dengan nilai r tabel sanggup dilihat di bawah ini.
Berdasarkan kurva di atas terlihat bahwa nilai r hitung sebesar -0,813 berada pada area hubungan negatif atau r hitung -0,813 > r tabel -0,576 dan nilai Sig. (2-tailed) 0,001 < 0,05. Maka sanggup disimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara variabel Stres Kerja dengan variabel Kinerja Pegawai. Hubungan negatif ini bermakna bahwa kalau Stres Kerja meningkat maka Kinerja Pegawai mengalami penurunan.
Catatan: perhitungan memakai kurva dalam perkara r hitung bernilai negatif ini, tidak berlaku untuk uji validitas pearson. Sebab dalam uji validitas pearson kalau r hitung bernilai negatif maka item soal dinyatakan atau dianggap tidak valid.
Sekian pembahasan kita mengenai cara membaca dan melihat distribusi nilai r tabel product moment dalam analisis statistik untuk penelitian. Semoga bermanfaat dan kalau anda suka dengan panduan ini silahkan anda bagikan ke media sosial, sehingga ilmu ini sanggup mempunyai kegunaan bagi banyak orang yang membutuhkannya. Terimakasih.
[Kata Kunci Pencarian: Cara Membaca Distribusi Nilai r Tabel Product Moment Lengkap, Cara Melihat Distribusi Nilai r Tabel Product Moment pada Signifikansi 5% dan 1%, Cara mencari Nilai r Tabel Product Moment Statistik]
VIDEO: Rumus Mencari dan Membaca Nilai r Tabel Product Moment Lengkap